Selasa, 02 Februari 2010

Pertemuan 13

Application Layer is a term used in categorizing protocols and methods in architectural models of computer networking. Both the OSI model and the Internet Protocol Suite (TCP/IP) contain an application layer.

In TCP/IP, the Application Layer contains all protocols and methods that fall into the realm of process-to-process communications via an Internet Protocol (IP) network using the Transport Layer protocols to establish underlying host-to-host connections.

In the OSI model, the definition of its Application Layer is narrower in scope, distinguishing explicitly additional functionality above the Transport Layer at two additional levels: Session Layer and Presentation Layer. OSI specifies strict modular separation of functionality at these layers and provides protocol implementations for each layer.

The common application layer services provide semantic conversion between associated application processes. Note: Examples of common application services of general interest include the virtual file, virtual terminal, and job transfer and manipulation protocols.

Pertemuan 12

he Domain Name System (DNS) is a hierarchical naming system for computers, services, or any resource connected to the Internet or a private network. It associates various information with domain names assigned to each of the participants. Most importantly, it translates domain names meaningful to humans into the numerical (binary) identifiers associated with networking equipment for the purpose of locating and addressing these devices worldwide. An often used analogy to explain the Domain Name System is that it serves as the "phone book" for the Internet by translating human-friendly computer hostnames into IP addresses. For example, www.example.com translates to 208.77.188.166.

The Domain Name System makes it possible to assign domain names to groups of Internet users in a meaningful way, independent of each user's physical location. Because of this, World Wide Web (WWW) hyperlinks and Internet contact information can remain consistent and constant even if the current Internet routing arrangements change or the participant uses a mobile device. Internet domain names are easier to remember than IP addresses such as 208.77.188.166 (IPv4) or 2001:db8:1f70::999:de8:7648:6e8 (IPv6). People take advantage of this when they recite meaningful URLs and e-mail addresses without having to know how the machine will actually locate them.

The Domain Name System distributes the responsibility of assigning domain names and mapping those names to IP addresses by designating authoritative name servers for each domain. Authoritative name servers are assigned to be responsible for their particular domains, and in turn can assign other authoritative name servers for their sub-domains. This mechanism has made the DNS distributed, fault tolerant, and helped avoid the need for a single central register to be continually consulted and updated.

In general, the Domain Name System also stores other types of information, such as the list of mail servers that accept email for a given Internet domain. By providing a worldwide, distributed keyword-based redirection service, the Domain Name System is an essential component of the functionality of the Internet.

Other identifiers such as RFID tags, UPC codes, International characters in email addresses and host names, and a variety of other identifiers could all potentially utilize DNS.[1]

The Domain Name System also defines the technical underpinnings of the functionality of this database service. For this purpose it defines the DNS protocol, a detailed specification of the data structures and communication exchanges used in DNS, as part of the Internet Protocol Suite (TCP/IP).

pertemuan 11

Protokol ini menyediakan authentikasi akhir dan privasi komunikasi di Internet menggunakan cryptography. Dalam penggunaan umumnya, hanya server yang diauthentikasi (dalam hal ini, memiliki identitas yang jelas) selama dari sisi client tetap tidak terauthentikasi. Authentikasi dari kedua sisi (mutual authentikasi) memerlukan penyebaran PKI pada client-nya. Protocol ini mengizinkan aplikasi dari client atau server untuk berkomunikasi dengan didesain untuk mencegah eavesdropping, [[tampering]] dan message forgery.

Baik TLS dan SSL melibatkan beberapa langkah dasar:

[sunting] Penerapan

Protocol SSL dan TLS berjalan pada layer dibawah application protocol seperti HTTP, SMTP and NNTP dan di atas layer TCP transport protocol, yang juga merupakan bagian dari TCP/IP protocol. Selama SSL dan TLS dapat menambahkan keamanan ke protocol apa saja yang menggunakan TCP, keduanya terdapat paling sering pada metode akses HTTPS. HTTPS menyediakan keamanan web-pages untuk aplikasi seperti pada Electronic commerce. Protocol SSL dan TLS menggunakan cryptography public-key dan sertifikat publik key untuk memastikan identitas dari pihak yang dimaksud. Sejalan dengan peningkatan jumlah client dan server yang dapat mendukung TLS atau SSL alami, dan beberapa masih belum mendukung. Dalam hal ini, pengguna dari server atau client dapat menggunakan produk standalone-SSL seperti halnya Stunnel untuk menyediakan enkripsi SSL.

Sejarah dan pengembangan: Dikembangkan oleh Netscape, SSL versi 3.0 dirilis pada tahun 1996, yang pada akhirnya menjadi dasar pengembangan Transport Layer Security, sebagai protocol standart IETF. Definisi awal dari TLS muncul pada RFC,2246 : “The TLS Protocol Version 1.0″. Visa, MaterCard, American Express dan banyak lagi institusi finansial terkemuka yang memanfaatkan TLS untuk dukungan commerce melalui internet. Seprti halnya SSL, protocol TLS beroperasi dalam tata-cara modular. TLS didesain untuk berkembang, dengan mendukung kemampuan meningkat dan kembali ke kondisi semula dan negosiasi antar ujung.

Pertemuan 10

Teknik Routing Internet
Onno W. Purbo
Konsep IP address, network address, subnet mask, broadcast address merupakan dasar
dari teknik routing di Internet. Untuk memahami ini semua kemampuan matematika
khususnya matematika boolean, atau matematika binary akan sangat membantu
memahami konsep routing Internet. Contoh pertanyaan yang sering dilontarkan,
· Mengapa kita memilih IP address 192.168.1.5?
· Mengapa subnet mask yang digunakan 255.255.255.224? mengapa bukan angka
lain?
· Mengapa network address 167.205.10.0?
· Mengapa broadcast address-nya 202.159.32.15?
· Dll.
Bagaimana menentukan semua alamat-alamat tersebut? Hal tersebut yang akan dicoba
dijelaskan secara sederhana dalam tulisan ini.
Kalkulator - Alat bantu yang dibutuhkan
Untuk memudahkan kehidupan anda, ada
baiknya menggunakan fasilitas kalkulator yang
ada di Windows. Di Windows 98 dapat di
akses melalui Start Programs
Accessories Calculator.
Calculator
yang standar
memang
sulit
digunakan
untuk
membantu
kalkulasi
biner, oleh
karena itu
pilih View
Scientific
untuk
memperoleh
tampilan
kalkulator
scientifik
yang dapat
digunakan untuk perhitungan biner.
Dengan cara
memindah
mode
operasi ke
bin, maka
nilai yang
ada akan
berubah
menjadi
binary. Pada
gambar
contoh
diperlihatka
n nilai awal
15 desimal,
di pindahkan
menjadi
1111 binary.
Sedikit Aljabar Boolean
Aljabar boolean adalah teknik menghitung dalam bilangan binary 101010111 dsb. Proses
konversi dari desimal ke binary sudah tidak perlu kita pikirkan lagi karena sudah dibantu
menggunakan kalkulator yang ada di Windows 98.
Dari sekian banyak fungsi yang ada di aljabar boolean, seperti and, or, xor, not dll., untuk
keperluan teknik routing di Internet, kita hanya memerlukan fungsi “dan” atau “and”.
Contoh,
1 and 1 = 1
1 and 0 = 0
0 and 1 = 0
0 and 0 = 0
atau yang lebih kompleks
11001010.10011111.00010111.00101101
di AND dengan
11111111.11111111.11111111.00000000
menjadi
11001010.10011111.00010111.00000000
Tidak percaya? Coba saja masukan angka-angka di atas ke kalkulator Windows, anda
akan memperoleh hasil persis seperti tertera di atas. Pusing? Mari kita konversikan
bilangan binary di atas menjadi bilangan desimal supaya anda tidak terlalu pusing melihat
angka 10101 dsb. Dalam notasi desimal, kalimat di atas menjadi,
202.159.23.45
di AND dengan
255.255.255.0
menjadi
202.159.23.0
Cukup familiar? Coba perhatikan nilai-nilai alamat IP yang biasa kita masukan di Start
Settings Control Panel Network TCP/IP Properties.
Kalau kita perhatikan baik-baik maka panjang sebuah alamat IP adalah 32 bit, yang
dibagi dalam empat (4) segmen yang di beri tanda titik “.” antar segmen-nya. Artinya
setiap segmen terdapat delapan (8) bit.
Alokasi jumlah alamat IP di Jaringan
Teknik subnet merupakan cara yang biasa digunakan untuk mengalokasikan sejumlah
alamat IP di sebuah jaringan (LAN atau WAN). Teknik subnet menjadi penting bila kita
mempunyai alokasi IP yang terbatas misalnya hanya ada 200 IP yang akan di
distribusikan ke beberapa LAN.
Untuk memberikan gambaran, misalkan kita mempunyai alokasi alamat IP dari
192.168.1.0 s/d 192.168.1.255 untuk 254 host, maka parameter yang digunakan untuk
alokasi adalah:
192.168.1.255 – broadcast address LAN
255.255.255.0 - subnet mask LAN
192.168.1.0 – netwok address LAN.
192.168.1.25 – contoh IP address salah workstation di LAN.
Perhatikan bahwa,
· Alamat IP yang pertama 192.168.1.0 tidak digunakan untuk workstation, tapi
untuk menginformasikan bahwa LAN tersebut menggunakan alamat 192.168.1.0.
Istilah keren-nya alamat IP 192.168.1.0 di sebut network address.
· Alamat IP yang terakhir 192.168.1.255 juga tidak digunakan untuk workstation,
tapi digunakan untuk alamat broadcast. Alamat broadcast digunakan untuk
memberikan informasi ke seluruh workstation yang berada di network
192.168.1.0 tersebut. Contoh informasi broadcast adalah informasi routing
menggunakan Routing Information Protocol (RIP).
· Subnet mask LAN 255.255.255.0, dalam bahasa yang sederhana dapat di
terjemahkan bahwa setiap bit “1” menunjukan posisi network address, sedang
setiap bit “0” menunjukan posisi host address.
Konsep network address & host address menjadi penting sekali berkaitan erat dengan
subnet mask. Perhatikan dari contoh di atas maka alamat yang digunakan adalah
192.168.1.0 network address
192.168.1.1 host ke 1
192.168.1.2 host ke 2
192.168.1.3 host ke 3
……
192.168.1.254 host ke 254
192.168.1.255 broacast address
Perhatikan bahwa angka 192.168.1 tidak pernah berubah sama sekali. Hal ini
menyebabkan network address yang digunakan 192.168.1.0. Jika diperhatikan maka
192.168.1 terdiri dari 24 bit yang konstan tidak berubah, hanya delapan (8) bit terakhir
yang berubah memberikan identifikasi mesin yang mana. Tidak heran kalau netmask
yang digunakan adalah
(binary) 11111111.11111111.11111111.00000000
(desimal) 255.255.255.0.
Walaupun alamat IP workstation tetap, tapi netmask yang digunakan di masing-masing
router akan berubah-ubah tergantung posisi router dalam jaringan. Bingung? Mari kita
lihat analogi di jaringan telepon yang biasa kita gunakan sehari-hari, misalnya kita
mempunyai nomor telepon yang dapat di telepon dari luar negeri dengan nomor,
+62 21 420 1234
Lokasi nomor telepon tersebut di Jakarta, dengan sentral sekitar senen & cempaka putih.
Kita perhatikan perilaku sentral telepon di tiga lokasi
1. Sentral di Amerika Serikat
2. Sentral di Indosat Jakarta
3. Sentral telepon di Telkom Jakarta Gatot Subroto
4. Sentral telepon di Senen, Cempaka Putih.
Pada saat kawan kita di amerika serikat akan menghubungi rekannya di Jakarta dengan
nomor +62 21 420 1234.
Pada sentral di Amerika Serikat, hanya memperhatikan dua digit pertama (+62), setelah
membaca angka +62 tanpa memperdulikan angka selanjutnya maka sentral di Amerika
Serikat akan menghubungi gerbang SLI di Indosat Jakarta untuk memperoleh
sambungan. Perhatikan di sini netmask di sentral amerika serikat untuk jaringan di
Indonesia hanya cukup dua digit pertama, selebihnya di anggap host (handset) di jaringan
telepon Indonesia yang tidak perlu di perdulikan oleh sentral di Amerika Serikat.
Pada sentral Indosat Jakarta, berbeda dengan sentral di Amerika Serikat, akan
memperhatikan dua digit selanjutnya (jadi total +62 21). Dari informasi tersebut sentral
indosat mengetahui bahwa trafik tersebut untuk Jakarta dan akan meneruskan trafik ke
sentral Telkom di Jl. Gatot Subroto di Jakarta. Perhatikan sekarang netmask menjadi
empat (4) digit.
Pada sentral Telkom di Gatot Subroto Jakarta akan melihat tiga (3) digit selanjutnya
(+62 21 420). Dari informasi tersebut maka sentral Telkom Gatot Subroto akan
meneruskan trafik ke sentral yang lebih rendah kemungkinan di Gambir atau sekitar
Senen. Perhatikan sekarang netmask menjadi tujuh (7) digit.
Pada sentral terakhir di Gambir atau Senen, akan dilihat pelanggan mana yang di tuju
yang terdapat dalam empat digit terakhir (1234). Maka sampailah trafik ke tujuan. Nomor
pelanggan kira-kira ekuivalen dengan host address di jaringan Internet.
Mudah-mudahan menjadi lebih jelas fungsi netmask. Secara sederhana netmask
digunakan untuk memisahkan antara network address & host address untuk memudahkan
proses routing di jaringan Internet. Dengan adanya netmask kita tidak perlu
memperhatikan seluruh alamat IP yang ada, tapi cukup memperhatikan segelintir network
address saja.
Beberapa contoh network address di Internet di Indonesia, dapat dengan mudah
mengidentifikasi ISP atau pemilik jaringan tersebut, misalnya,
202.134.0.0 telkom.net
202.154.0.0 rad.net.id
202.159.0.0 indo.net.id
202.158.0.0 cbn.net.id
167.205.0.0 itb.ac.id
terlihat jelas bahwa terdapat sebuah struktur penomoran, terlihat sekali bahwa IP address
dengan awalan 202 umumnya ISP dari Indonesia yang di alokasikan oleh penguasa IP di
Internet seperti www.icann.org. Dengan teknik ini sebetulnya dari Internet untuk
mengarah ke Indonesia cukup melakukan masking dengan mask
255.0.0.0
karena delapan (8) bit pertama yang perlu di mask. Biasanya pada router dapat juga di
tulis dengan kalimat
202.159.0.0/8
ada slash /8 di belakang IP address menandakan bahwa cukup delapan (8) bit pertama
yang perlu diperhatikan.
Selanjutnya untuk mengarahkan paket data ke jaringan internal di IndoNet (indo.net.id),
maka masking pada router di IndoNet atau berbagai ISP di Jakarta adalah
255.255.0.0
atau pada router tersebut dapat digunakan routing ke arah
202.159.0.0/16
perhatikan sekarang slash yang digunakan adalah slah 16 (/16), artinya cukup
diperhatikan 16 bit saja dari total 32 bit IP address yang ada.
Selanjutnya mengarahkan paket ke PT. Antah Berantah yang memiliki sambungan leased
line di IndoNet, pada router di IndoNet dapat digunakan masking yang tidak terlalu
normal misalnya
255.255.255.240
atau dapat digunakan pengalamatan
202.159.12.0/24
artinya router harus memperhatikan 24 bit pertama dari IP address.
Sintaks Penambahan Route
Setelah kita mengetahui pola fikir routing pada Internet, maka langkah selanjutnya yang
perlu kita tahu adalah cara menambahkan route pada tabel route di komputer. Hal ini
tidak terlalu sukar, perintah yang dapat digunakan adalah
C:> route (di Windows)
# route (di Linux)
di Windows format penambahan route tersebut sangat sederhana yaitu
C:> route add 202.159.0.0 netmask 255.255.0.0 192.168.0.1 metric 3
Di Linux format-nya dapat menjadi
# route add –net 202.159.0.0/16 gw 192.168.0.1 metric 3
Dimana 202.159.0.0 adalah network address (dapat juga kalau dibutuhkan kita
memberikan routing ke sebuah host); 255.255.0.0 atau /16 adalah netmask yang
digunakan; 192.168.0.1 adalah gateway yang digunakan; metric 3 menandakan prioritas
routing, yang dapat dikosongkan saja.
Untuk melihat tabel routing di komputer kita dapat dilakukan dengan perintah
C:> netstat –nr (di Windows)
C:> route print (di Windows)
# netstat –nr (di Linux)
# route (di Linux)
Tentunya akan pusing kepala jika kita beroperasi pada jaringan yang kompleks.
Sebaiknya kita menggunakan teknik routing yang automatis. Hal ini dapat dilakukan
dengan mudah di Linux dengan menjalankan software seperti
# routed
atau
# gated
software routing seperti ini mungkin ada di Windows NT atau Windows 2000, tapi tidak
pada Windows 98.

pertemuan 9

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

DHCP didefinisikan dalam RFC 2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force. DHCP merupakan ekstensi dari protokol Bootstrap Protocol (BOOTP).

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Cara Kerja

Karena DHCP merupakan sebuah protokol yang menggunakan arsitektur client/server, maka dalam DHCP terdapat dua pihak yang terlibat, yakni DHCP Server dan DHCP Client.

DHCP server umumnya memiliki sekumpulan alamat yang diizinkan untuk didistribusikan kepada klien, yang disebut sebagai DHCP Pool. Setiap klien kemudian akan menyewa alamat IP dari DHCP Pool ini untuk waktu yang ditentukan oleh DHCP, biasanya hingga beberapa hari. Manakala waktu penyewaan alamat IP tersebut habis masanya, klien akan meminta kepada server untuk memberikan alamat IP yang baru atau memperpanjangnya.

DHCP Client akan mencoba untuk mendapatkan "penyewaan" alamat IP dari sebuah DHCP server dalam proses empat langkah berikut:

  1. DHCPDISCOVER: DHCP client akan menyebarkan request secara broadcast untuk mencari DHCP Server yang aktif.
  2. DHCPOFFER: Setelah DHCP Server mendengar broadcast dari DHCP Client, DHCP server kemudian menawarkan sebuah alamat kepada DHCP client.
  3. DHCPREQUEST: Client meminta DCHP server untuk menyewakan alamat IP dari salah satu alamat yang tersedia dalam DHCP Pool pada DHCP Server yang bersangkutan.
  4. DHCPACK: DHCP server akan merespons permintaan dari klien dengan mengirimkan paket acknowledgment. Kemudian, DHCP Server akan menetapkan sebuah alamat (dan konfigurasi TCP/IP lainnya) kepada klien, dan memperbarui basis data database miliknya. Klien selanjutnya akan memulai proses binding dengan tumpukan protokol TCP/IP dan karena telah memiliki alamat IP, klien pun dapat memulai komunikasi jaringan.

Empat tahap di atas hanya berlaku bagi klien yang belum memiliki alamat. Untuk klien yang sebelumnya pernah meminta alamat kepada DHCP server yang sama, hanya tahap 3 dan tahap 4 yang dilakukan, yakni tahap pembaruan alamat (address renewal), yang jelas lebih cepat prosesnya.

Berbeda dengan sistem DNS yang terdistribusi, DHCP bersifat stand-alone, sehingga jika dalam sebuah jaringan terdapat beberapa DHCP server, basis data alamat IP dalam sebuah DHCP Server tidak akan direplikasi ke DHCP server lainnya. Hal ini dapat menjadi masalah jika konfigurasi antara dua DHCP server tersebut berbenturan, karena protokol IP tidak mengizinkan dua host memiliki alamat yang sama.

Selain dapat menyediakan alamat dinamis kepada klien, DHCP Server juga dapat menetapkan sebuah alamat statik kepada klien, sehingga alamat klien akan tetap dari waktu ke waktu.

Catatan: DHCP server harus memiliki alamat IP yang statis.

[sunting] DHCP Scope

DHCP Scope adalah alamat-alamat IP yang dapat disewakan kepada DHCP client. Ini juga dapat dikonfigurasikan oleh seorang administrator dengan menggunakan peralatan konfigurasi DHCP server. Biasanya, sebuah alamat IP disewakan dalam jangka waktu tertentu, yang disebut sebagai DHCP Lease, yang umumnya bernilai tiga hari. Informasi mengenai DHCP Scope dan alamat IP yang telah disewakan kemudian disimpan di dalam basis data DHCP dalam DHCP server. Nilai alamat-alamat IP yang dapat disewakan harus diambil dari DHCP Pool yang tersedia yang dialokasikan dalam jaringan. Kesalahan yang sering terjadi dalam konfigurasi DHCP Server adalah kesalahan dalam konfigurasi DHCP Scope.

[sunting] DHCP Lease

DHCP Lease adalah batas waktu penyewaan alamat IP yang diberikan kepada DHCP client oleh DHCP Server. Umumnya, hal ini dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa oleh seorang administrator dengan menggunakan beberapa peralatan konfigurasi (dalam Windows NT Server dapat menggunakan DHCP Manager atau dalam Windows 2000 ke atas dapat menggunakan Microsoft Management Console [MMC]). DHCP Lease juga sering disebut sebagai Reservation.

[sunting] DHCP Options

DHCP Options adalah tambahan pengaturan alamat IP yang diberikan oleh DHCP ke DHCP client. Ketika sebuah klien meminta alamat IP kepada server, server akan memberikan paling tidak sebuah alamat IP dan alamat subnet jaringan. DHCP server juga dapat dikonfigurasikan sedemikian rupa agar memberikan tambahan informasi kepada klien, yang tentunya dapat dilakukan oleh seorang administrator. DHCP Options ini dapat diaplikasikan kepada semua klien, DHCP Scope tertentu, atau kepada sebuah host tertentu dalam jaringan.

Dalam jaringan berbasis Windows NT, terdapat beberapa DHCP Option yang sering digunakan, yang dapat disusun dalam tabel berikut.

Nomor DHCP Option Nama DHCP Option Apa yang dikonfigurasikannya
003 Router Mengonfigurasikan default gateway dalam konfigurasi alamat IP. Default gateway merujuk kepada alamat router.
006 DNS Servers Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server
015 DNS Domain Name Mengonfigurasikan alamat IP untuk DNS server yang menjadi "induk" dari DNS Server yang bersangkutan.
044 NetBIOS over TCP/IP Name Server Mengonfigurasikan alamat IP dari WINS Server
046 NetBIOS over TCP/IP Node Type Mengonfigurasikan cara yang digunakan oleh klien untuk melakukan resolusi nama NetBIOS.
047 NetBIOS over TCP/IP Scope Membatasi klien-klien NetBIOS agar hanya dapat berkomunikasi dengan klien lainnya yang memiliki alamat DHCP Scope yang sama.

pertemuan 8

The Network Layer is Layer 3 of the seven-layer OSI model of computer networking.

The Network Layer is responsible for end-to-end (source to destination) packet delivery including routing through intermediate hosts, whereas the Data Link Layer is responsible for node-to-node (hop-to-hop) frame delivery on the same link.

The Network Layer provides the functional and procedural means of transferring variable length data sequences from a source to a destination host via one or more networks while maintaining the quality of service and error control functions.

Functions of the Network Layer include:

For example, snail mail is connectionless, in that a letter can travel from a sender to a recipient without the recipient having to do anything. On the other hand, the telephone system is connection-oriented, because the other party is required to pick up the phone before communication can be established. The OSI Network Layer protocol can be either connection-oriented, or connectionless. In contrast, the TCP/IP Internet Layer supports only the connectionless Internet Protocol (IP); but connection-oriented protocols exist higher at other layers of that model.
  • Host addressing
Every host in the network needs to have a unique address which determines where it is. This address will normally be assigned from a hierarchical system, so you can be "Fred Murphy" to people in your house, "Fred Murphy, Main Street 1" to Dubliners, or "Fred Murphy, Main Street 1, Dublin" to people in Ireland, or "Fred Murphy, Main Street 1, Dublin, Ireland" to people anywhere in the world. On the Internet, addresses are known as Internet Protocol (IP) addresses.
  • Message forwarding
Since many networks are partitioned into subnetworks and connect to other networks for wide-area communications, networks use specialized hosts, called gateways or routers to forward packets between networks. This is also of interest to mobile applications, where a user may move from one location to another, and it must be arranged that his messages follow him. Version 4 of the Internet Protocol (IPv4) was not designed with this feature in mind, although mobility extensions exist. IPv6 has a better designed solution.

Within the service layering semantics of the OSI network architecture the Network Layer responds to service requests from the Transport Layer and issues service requests to the Data Link Layer.

pertemuan 7

Internetworking involves connecting two or more computer networks via gateways using a common routing technology. The result is called an internetwork. The term has historically been contracted to internet.

The most notable example of internetworking is the Internet, a network of networks based on many underlying hardware technologies, but unified by an internetworking protocol standard, the Internet Protocol Suite (TCP/IP).

The network elements used to connect individual networks are known as routers, but were originally called gateways, a term that was deprecated in this context, due to confusion with functionally different devices using the same name.

The interconnection of networks with bridges (Link Layer devices) is sometimes incorrectly termed "internetworking", but the resulting system is simply a larger, single subnetwork, and no internetworking protocol (such as IP) is required to traverse it. However, a single computer network may be converted into an internetwork by dividing the network into segments and then adding routers between the segments.

The original term for an internetwork was catenet. Internetworking started as a way to connect disparate types of networking technology, but it became widespread through the developing need to connect two or more local area networks via some sort of wide area network. The definition now includes the connection of other types of computer networks such as personal area networks.

The Internet Protocol is designed to provide an unreliable (i.e., not guaranteed) packet service across the network. The architecture avoids intermediate network elements maintaining any state of the network. Instead, this function is assigned to the endpoints of each communication session. To transfer data reliably, applications must utilize an appropriate Transport Layer protocol, such as Transmission Control Protocol (TCP), which provides a reliable stream. Some applications use a simpler, connection-less transport protocol, User Datagram Protocol (UDP), for tasks which do not require reliable delivery of data or that require real-time service, such as video streaming.[1]